Radar Nusantara, Garut, Jawa Barat – Selain soal aib, memang agak sulit menelisik kembali bangunan kolonial lokasi “bandung undercover” masa lalu. Bisa bikin pro & kontra. Demi kepo sejarah ya gpp lah.
Dulu, waktu zaman belanda, dikenal Nyi Dampi van Kebon Kalapa, juga Sari Iteung (Saritem) van Kebodjati. Mrk termasuk mami2 pengasuh legend. Selain itu, ada juga gadis2 indo-belanda ditampung di komplek margawati Gg Coorde daerah Braga, saat ini gang tsb sudah ganti nama jadi Jl. Kejaksaan.
Berita Lainnya
BACA JUGA : Jejak Sejarah Raja Thailand Di Curug Dago, Bandung – Jawa Barat
Masuk zaman Jepang (1942-45), dunia bordil jd merebak. Kempetai terang2an paksa bbrp rumah/hotel jd lokasi penyaluran hasrat prajuritnya. Maaf, setelah ditelusuri, kini bangunan2 tsb sdh ganti bentuk, bahkan ada yg hancur rata.
Restoran Concordia (jl. Asia Afrika), restoran Shanghai Dream (jl. Braga), Hotel Pension Welgelegen dikenal dgn Shoko Club (jl. Purnawarman). Bahkan disebut Hotel Belglust Cimahi, 1930 (dulu Hotel Emma 1910), skrg tinggal puing. Konon, Huize Dorothea (skrg Huize Jansje) di jln Taman Pramuka dan Hotel Donk (di jln Wastukencanaa) gosipnya sempat jd mangkal noni (indo-belanda) penghibur.
Awalnya, di Concordia 30 wanita geisha, dan di Shanghai Dream 10. Kmd di Concordia dikurangi, pindah ke Shanghai Dream bertambah jadi 30. Mereka gadis2 indo eropah. Tapi bbrp waktu kmd, jumlahnya jadi meningkat dgn mempekerjakan gadis2 pribumi.
BACA JUGA : Tuan Hola Van Garut & Parakan Salak
Ujung2nya, wanita Eropa tidak diperbolehkan lagi jadi geisha, diberhentikan tanggal 31 Desember 1943. Mereka diberi pilihan: diterima di kamp interniran atau sukarela sebagai geisha. Klub Shoko (hotel Welgelegen) hanya berfungsi enam bulan, dibubarkan pertengahan tahun 1944.
Sumber: delpher, javapost, leiden libraries, berbagai sumber.