Muncul pertanyaan, sebegitu besarkah “power” yang melindungi Yunus cs? Sampai-sampai tak pernah tersentuh hukum padahal jelas pelanggarannya?
Di sisi lain, “The king” Mikael, General Manager pabrik juga bersikap sama, masa bodo dan seolah acuh tak acuh mencibir pemberitaan yang telah ramai.
Pertanyaan kedua, “SIAPA” kekuatan yang menaungi para mafia rampok uang perusahaan ini sehingga masih terkesan santai saja mereka terhadap masalah dengan GMPL dan awak media yang harusnya mereka khawatir?
Berita Lainnya
Tentunya bukan oknum sembarangan.
Kolaborasi para rampok uang PT sedikit demi sedikit mengeruk uang dan aset perusahaan sehingga menjadi benalu yang harusnya dibinasakan oleh owner pabrik tersebut, namun sayangnya ada dugaan kuat owner belum mengetahuinya karena setiap ada permasalahan selalu di handle dan ditutupi oleh duet maut The Goodfather dan The King, Yunus dan Mikael (begitu info yang didapat awak media dari narasumber, GMPL -red).
BACA JUGA : Preview Madura United Vs PERSIB: Lanjutkan Tren Positif
Awalnya mula dari perseteruan pabrik dengan GMPL selaku narasumber, yakni alih-alih ingin kerjasama dengan adil untuk pengelolaan limbah bersama warga atas dasar SKB (surat keputusan bersama) yang mana telah disepakati oleh Pabrik, RW setempat, dan GMPL sebagai lembaga lingkungan sekitar, Yunus justru mengambil jalan sepihak serta kongkalikong dengan berbagai pihak untuk memuluskan perbuatan busuknya.
“Sang kaisar” ketua RW 014 merupakan permain utama, semenjak menjabat sebagai RW baru menggantikan RW lama (Mahmudin), Sang RW membatalkan perjanjian SKB dengan sepihak (info narasumber GMPL -red) sehingga ini menjadi polemik yang tak berkesudahan dengan GMPL.