Buntutnya, sang RW malah memonopoli pengelolaan limbah B2 (katanya) namun pada kenyataannya bablas dengan B3 sekalian, hingga saat ini.
Dilain hal, pak RT Aos, Bhabin dan Polsek setempat tak lupa dilibatkan dalam permainan ini (info GMPL -red), pastinya juga disediakan “hidangan kue” dari Yunus agar meenutup mata dari sepakterjang yang berkecamuk didalam pabrik.
Well, sudah ketebak alurnya, mereka aman-aman saja memainkan peran masing-masing, membuang limbang ke lapak tak berizin (info GMPL ada 2 lapak, Jablay dan Komar -red).
Berita Lainnya
BACA JUGA : Persib Lepas 1 Pemainnya Ke Liga Dua.!!?
Permainan ini berjalan bertahun-tahun lamanya, bayangkan setiap kali pengeluaran limbah B3 (seminggu bisa 2-3 kali), perusahaan tentunya merogoh kroscek puluhan juta kepada pihak pengelola limbah, namun oleh Yunus “dikondisikan”, limbah B3 dibuang dan “diselipkan” didalam limbah B2 atau limbah dapur, ditumpuk di lapak-lapak tadi, lalu diperjual-belikan, uang yang harusnya dipakai untuk pembuangan limbah kemana masuknya?
Jelas ke dalam saku sang goodfather. Permainan yang cantik, kiri kanan saku tuan Yunus penuh..! O iya lupa, lagi nyaleg, pasti butuh uang banyak…
Info terakhir, pihak RW dan GMPL (yang merupakan narasumber -red) akan melakukan mediasi terkait ini, katanya sih perusahaan lagi berbenah,, yaa bisa kita lihat perkembangannya, awak media akan terus membongkar permainan ini mencari tau kebenarannya dan mempertanyakan KENAPA INSTANSI POLRI (Tipidter), DLH dan dinas terkait lainnya seolah MENUTUP MATA?
dan tentunya akan mencari tau siapa “backing” dari duo desicion maker pabrik tersebut, Yunus dan Mikael sehingga mereka merasa jumawa dan diatas angin??