Di IGD, keluarga yang merasa cemas dengan kondisi tersebut langsung memanggil tenaga medis yang berjaga. Menurut keterangan istri Asep yang saat itu standby berjaga,
“Saat itu mertua saya meronta-ronta, tenaga medis pun datang dan memeriksa, lalu IBU DIBERIKAN SEBUAH SUNTIKAN YANG KATANYA OBAT ANTI NYERI (statement dari perawat yang menyuntikkan), ANTI INFLAMASI, karena saya sempat menanyakan kepada Perawat terkait obat apa yang disuntikan”
“Setelah disuntik, mertua saya pun memang langsung tenang dan tidak meronta-ronta lagi” ujar istri Asep yang setelah itu keluar untuk melaksanakan shalat subuh.
Tak berapa lama disuntik, Asep yang baru kembali lagi ke RS karena mendapat kabar sang ibu kritis, langsung mendengar teriakan dari adiknya yang masih standby di IGD berjaga bahwa sang Ibu MENINGGAL DUNIA. Suasanapun langsung kisruh, Asep yang tidak terima dengan hal ini komplain dan protes kepada pihak IGD RS Hastin sembari panik sembari mendokumentasikan kejadian.
- Sanggahan dari pihak RS dan beberapa KEJANGGALAN
Pada Kamis, 24/07/2024 gabungan tim Lensafakta.com (IWOI), Rendy (Pemred & Wakil Ketua IWOI DPD Kab Bandung), Devi Alex, Icang Mail dan Asep (tim investigasi), Ketua FPII Purwakarta yang juga selaku Pemred Infonas.id, Dwi Djoko Waluyo, Wakil Pimpinan Redaksi media arusbawah.com , Agung Sucahyo, mendatangi RS Hastien untuk meminta klarifikasi terkait hal ini.
Doni selaku Bussines Development Manager dan Indra selaku Kepala Perawat RS Hastien memberikan klarifikasi dari pihak RS.
BACA JUGA : AMI Siap Adu Data Dan Fakta Dengan Dinkes Lamongan Dan BBPOM Saat Unjuk Rasa
Indra membantah bahwasanya keterangan yang diberikan oleh Asep, anak pertama korban (almh) Hj Atih terkait oksigen, penanganan medis dan obat yang disuntikan hingga pasien meninggal dunia, tidaklah benar.
Walaupun ada beberapa kejanggalan yang kami asumsikan ketika sdr. Indra menjelaskan terkait oksigen, yang mana awalnya tidak mengakui adanya cadangan oksigen, ternyata setelahnya Indra menyatakan bahwa memang ada cadangan oksigen tabung kecil yang katanya hanya bertahan 20-30 menit, sehingga tidak diberikan kepada pasien, PADAHAL KETIKA ITU PASIEN SEDANG MEMBUTUHKAN.
Selanjutnya, ketika kami konfirmasi terkait penandatanganan surat penolakan, keterangan yang diberikan Indra adalah memang benar adanya penolakan dari keluarga terkait ruang ICU, hanya saja memang tidak ada konfirmasi sebelumnya dari pihak RS sebelum penandatanganan.
Berikutnya yang menjadi SOROTAN adalah, pada statement Indra yang menyangkal terkait prosedur penyuntikan dan obat yang disuntikan,
Lanjut Baca Ke Halaman 3
Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.