Home / Radar Terkini / Etika Politik dalam Praktik Politik PSI, Kenapa Prabowo-Gibran?

Etika Politik dalam Praktik Politik PSI, Kenapa Prabowo-Gibran?

Etika Politik dalam Praktik Politik PSI, Kenapa Prabowo-Gibran?

Nyatanya Jokowi masih terus mengupayakan terbentuknya koalisi besar yang mempersatukan Prabowo dengan Ganjar. Tapi tak membuahkan hasil. Sampai koalisi Gerindra, Golkar, PAN, dan beberapa parpol lainnya terbentuk. Prabowo capresnya, tapi cawapresnya belum jelas. Masing-masing Ketua Umum parpol dijagokan oleh parpolnya masing-masing. Bagaimana membangun konsensusnya?

Singkat cerita, setelah mempertimbangkan peta demografis pemilih 2024 yang didominasi Gen-Z dan Millennials, serta jalan kompromi antar ketum parpol koalisi, sekaligus menjamin keberlanjutan strategi pembangunan dan pertimbangan taktis elektoral lainnya, disepakati Gibran sebagai cawapres yang bakal mendampingi Prabowo.

Lalu jalan sulit itu pun ditempuh. Persoalan di MK (Mahkamah Konstitusi) pun dilewati dengan baik. Walau “perlawanan” dari pihak PDIP masih terus menggaungkan isu “inkonstitusionalitas” pencawapresan Gibran.

Tapi pada kenyataannya, cawapres Gibran sah secara konstitusi dan diumumkan oleh KPU (Lembaga yang juga sah secara konstitusi). Sehingga garis tebalnya adalah: pencawapresan Gibran memang mesti melalui jalan panjang yang sulit (karena penolakan Ganjar/PDIP/Megawati) untuk bersatu dengan Prabowo, namun sah secara konstitusi.

Perlu dicatat bahwa PSI adalah parpol terakhir yang mendeklarasikan dukungannya pada Prabowo. Itu pun setelah Prabowo menyatakan Gibran sebagai calon wakil-presidennya. Begitulah perjalanan PSI dari Ganjar-Yenny ke Prabowo-Gibran. Bukan jalan mudah memang, tapi begitulah realitasnya.

BACA JUGA : Para Petinggi Partai Pengusung Prabowo Serang Balik Pernyataan Hasto Sekjen PDIP Yang Mengangkat Narasi Intervensi Penguasa,.???

Sekarang kontestasi sudah dimulai. Lembaga-lembaga survey silih berganti mengumumkan hasil jajak pendapatnya. Tak perlu diceritakan disini hasilnya, semua sudah tahu.

Kita nikmati saja proses kontestasi ini, program dan kepemimpinan siapa yang bisa membawa Indonesia menjelang masa keemasannya?

Juga perlu diingat, King Maker di belakang ketiga paslon itu. Sesuai penetapan nomor urut capres-cawapres, nomor urut satu untuk Surya Paloh, nomor urut dua untuk Jokowi dan nomor urut tiga untuk Megawati. Itu maha penting.


Halaman: 1 2 3

Tag:

Tinggalkan Balasan

Iklan
Iklan