Jelaskan Makna Gelar Akademik, Mendagri: Bukan Sebatas Gelar, tetapi Cara Berpikir
Jelaskan Makna Gelar Akademik, Mendagri: Bukan Sebatas Gelar, tetapi Cara Berpikir

Jelaskan Makna Gelar Akademik, Mendagri: Bukan Sebatas Gelar, tetapi Cara Berpikir

2
2 minutes, 38 seconds Read

Radar Nusantara, Jatinangor – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menjelaskan makna penting gelar akademik, baik di jenjang S1, S2, dan S3. Dia menekankan, bukan tentang meraih gelar, tetapi mengubah cara berpikir. Adapun skripsi, tesis, dan disertasi berfungsi untuk melatih cara berpikir, berusaha mencari solusi dari suatu permasalahan dengan menggunakan metodologi ilmiah.

Hal inilah yang disampaikan Mendagri pada acara Pembekalan kepada Calon Wisudawan Program Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan, Program Magister Terapan Studi Pemerintahan, dan Program Doktor Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun Akademik 2023/2024. Kegiatan itu berlangsung di Gedung Balairung Rudini, Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (26/7/2024).

“Saya ingin menyampaikan bahwa S1, S2, S3 mau belajar ini adalah mengubah cara berpikir dari non-science menjadi science, dari tidak berpikir ilmiah menjadi berpikir ilmiah, tapi ada tingkatannya. Pada saat di S1 targetnya cuma satu saja, mengubah dari cara berpikir yang non-ilmiah misalnya tebak-tebakan atau feeling-feeling-an, insting, menjadi berbasis ilmiah,” katanya.

BACA JUGA : BPSDM Kemendagri dan KAS Jerman Luncurkan Modul Digital Pendalaman Tugas DPRD

Mendagri menjelaskan, pada tingkat S1, mahasiswa dilatih cara berpikirnya untuk menjawab pertanyaan “what”, dengan menggunakan referensi standar kemudian mendemonstrasikannya ke dalam metodologi yang paling dasar. Selanjutnya pada tingkat S2 lebih kompleks lagi, yakni menjawab pertanyaan “how”. Pertanyaan ini membawa kepada analisis yang lebih mendalam, dengan referensi lebih banyak dan metodologi lebih kompleks. Adapun pada tingkat S3 menjawab pertanyaan “why”. Pada tingkatan ini mahasiswa dituntut bisa menganalisis, menjawab, dan menemukan teori baru.

“Lebih hebat lagi dia mematahkan teori itu, temuan saya tidak cocok dengan teori itu, itu hebat, yang paling hebat kalau dia menemukan teori baru, itulah S3. Cara berpikir sudah menantang konsep orang lain yang melakukan penelitian juga dengan komprehensif, dan teorinya berlaku universal dan kita bisa patahkan, itu hebat,” ungkapnya.

Dirinya mengaku tidak begitu tertarik dengan problem yang dibuat dalam skripsi, tesis, maupun disertasi. Baginya yang menarik adalah bagaimana kerangka, pola, atau cara mahasiswa menyelesaikan permasalahan menggunakan referensi, studi kepustakaan, dan metodologi yang benar. Lewat referensi, maka akan bisa dibandingkan masalah apa yang hendak diselesaikan dan bagaimana solusinya. Selanjutnya, melalui studi pustaka, mahasiswa bisa mencari teori yang relevan. Kemudian, dengan metode yang tepat, mahasiswa dapat mencari dan mengumpulkan data yang berkualitas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

“Kunci daripada S3 terutama adalah kemampuan metodologi, dan setelah itu, baru kita menganalisis semua temuan penelitian kita. Metodologi penelitian kita dengan referensi dan studi kepustakaan itu dianalisis, sehingga timbul, kita bisa memiliki opsi-opsi solusi pemecahan masalah jawaban atas masalah dan kita memilih yang kita anggap yang terbaik dari semua opsi itu. Itulah cara berpikir ilmiah,” jelasnya.

BACA JUGA : Plt. Sekjen Kemendagri Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalisme ASN dalam Melayani Masyarakat

Mendagri menekankan kepada calon wisudawan IPDN dari tingkat sarjana hingga doktor agar tidak terjebak dengan kebanggaan semu terhadap gelar yang tidak memberikan makna apa-apa untuk diri pribadi. Menurutnya, gelar gampang dicari tetapi cara berpikir tidak. Cara berpikir inilah yang menjadi senjata penting untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ditemui sehari-hari.

“Nah itulah sebetulnya makna yang terpenting dari seorang sarjana. Jadi, sekali lagi bukan gelarnya S1, S2, S3, dan lain-lain, tapi adalah mengubah cara berpikir. It’s not really the title you are after, what we are after is changing our way of thinking to be scientific,” pungkasnya.

Radar Terpopuler

Kodim 0621/Kab Bogor Bekerjasama dengan PMI Kab Bogor Gelar Kegiatan Donor Darah
Kodim 0621/Kab Bogor Bekerjasama dengan PMI...
Radar Nusantara, Bogor - Kodim 0621/Kabupaten Bogor menggelar...
Read more
Mendagri Apresiasi Layanan PBG Kabupaten Badung, Dukung Program 3 Juta Rumah untuk Rakyat Kecil
Mendagri Apresiasi Layanan PBG Kabupaten Badung,...
Radar Nusantara, Badung – Menteri Dalam Negeri (Mendagri)...
Read more
Menjarah Laut Indonesia Menjarah Lautan Tanah Air Indonesia
Menjarah Laut Indonesia Menjarah Lautan Tanah...
Oleh: Prihandoyo Kuswanto. Ketua Pusat Studi Kajian Rumah...
Read more
Presiden Prabowo Apresiasi Kabinet dalam Menjalankan Mandat Rakyat
Presiden Prabowo Apresiasi Kabinet dalam Menjalankan...
Radar Nusantara, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan...
Read more
Pastikan Layanan PBG Berlangsung Cepat dan Berkualitas, Mendagri bersama Menteri PKP Tinjau MPP Badung
Pastikan Layanan PBG Berlangsung Cepat dan...
Radar Nusantara, Badung - Menteri Dalam Negeri (Mendagri)...
Read more
Rutan Rengat Lakukan Penandatangan Fakta Integritas dan Komitmen Bersama Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM
Rutan Rengat Lakukan Penandatangan Fakta Integritas...
Radar Nusantara, Inhu - Kamis 23 Januari 2025,...
Read more
Jersey Baru TIMNAS Indonesia
Jersey Baru TIMNAS Indonesia
Jawa Barat, Bandung - Timnas Indonesia bersama Apparel...
Read more
PMPP TNI Gelat Donor Darah Menyambut HUT PMPP TNI Ke-18
PMPP TNI Gelat Donor Darah Menyambut...
Radar Nusantara, Sentul - Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian...
Read more
Kamal Saputra Prabowo KSP

Kamal Saputra Prabowo KSP

NO ID : 026-01-01-2020 Berlaku S/D 01-01-2028Media : Radar NusantaraWeb : https://radarnusantara.my.id

Berita Lainnya

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *