Radar Nusantara, Pangkalan Kerinci – Sejak mendapat amanah memimpin Kabupaten Pelalawan tiga tahun silam, setelah dilantik menjadi bupati Pelalawan pada 16 April 2021 lalu, H Zukri tancap gas menggesa berbagai pembangunan yang bersentuhan dengan kepentingan masyarakat.
Proyek proyek pembangunan daerah yang strategis menjadi prioritas sang bupati. Strategi dan program pembangunan yang dijalankan tak hanya mengandalkan kekuatan APBD saja, gaya kepemimpinan H Zukri yang merangkul semua pihak menjadi kekuatan pendukung dalam terwujudnya pembangunan yang diharapkan masyarakat.
Berita Lainnya
Keberadaan badan usaha swasta yang beroperasi di wilayah Kabupaten Pelalawan diminta untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Jalan kabupaten yang sering di lalui oleh kendaraan operasional ditingkatkan dengan pembiayaan CSR perusahaan.
Tak hanya pembangunan, bupati dua periode DPRD Riau ini juga memfokuskan untuk memperhatikan masyarakat dhuafa dengan melalui APBD mengayomi 5000 lebih anak yatim, dan janda tua lansia. Tak itu saja, bilal masjid maupun pendeta juga merasakan program Bupati yang agamis tersebut.
BACA JUGA : Bupati Zukri sebut Tahun ini akan dibangun tanggul untuk mendukung program penanaman padi IP 200
Sedangkan di bidang kesehatan melalui program kesehatan gratis bupati dengan hanya menggunakan KTP Pelalawan, hingga saat ribuan masyarakat sudah menikmati program gratis tersebut di rumah sakit umum maupun swasta.
Hanya dengan 3 tahun masa pemerintahan H Zukri di pemerintahan Kabupaten Pelalawan banyak capaian yang telah diwujudkan. Bahkan kinerja daerah yang berjuluk negeri Seiya sekata ini banyak mendapat apresiasi dari banyak pihak, bahkan telah banyak koleksi penghargaan dari instansi dan lembaga pemerintahan pusatpun terpajang di lemari koleksi pemerintah daerah.
Tersebab itu, sosok seorang H Zukri masih sangat diharapkan sentuhan tangan dinginnya membangun Kabupaten Pelalawan lebih baik lagi kedepannya.
Ketua Paguyuban Pujakesuma, Muliadi mengatakan bahwa tidak mudah membangun darah sebesar Pelalawan ini dalam waktu yang tidak biasa, hanya tiga tahun diberikan waktu untuk mewujudkan mimpi masyarakat menjadi hal yang mustahil dilakukan 100 persen, ditambah lagi kekuatan APBD yang acaokali mengalami rasionalisasi anggaran.