Radar Nusantara . KENDAL – Hal tidak mudah dilakukan oleh Ninda Annisa Nurhumida dengan status sebagai seorang istri dan seorang ibu yang rela pisah dari keluarga untuk tetap bergelut dengan dunia ” bola rotan”.
Menggeluti sepak takraw semenjak SMP kelas 1 menghasilkan 2 medali emas pada PON Aceh Sumut XXI/ 2024 melalui nomor quadrant puteri dan regu puteri.
Namun dibalik prestasi ini sudah barang tentu ada konsekuensinya sebagai seorang istri dan ibu mengingat pertandingan tidak dilangsungkan dekat dari tempat tinggalnya di Perum Pantura Indah Gamg Kenangan nomor 17C Kaliwungu Kendal, apalagi PON dilaksanakan di Provinsi Aceh dan sebelumnya pemusatan latihan di Jepara.
Berita Lainnya
” Ya dukanya saya harus pisah dengan keluarga dan anak saya yang masih kecil”, terang wanita kelahiran Magelang 2 Juni 1999. Bagi Ninda ini adalah ajang PON ke-3. Namun PON kali ini beda dengan PON sebelumnya bila PON sebelumnya statusnya masih lajang kini berstatus sebagai istri dari Serda Sutrisno dan ibu dari Zeavionc F. Tris Hamida.
” Dalam PON 2016 saya meraih satu medali perunggu, PON 2021 meraih satu medali emas dan PON 2024 meraih dua medali emas,” imbuh Ninda . Ninda bangga karena lewat sepak takraw bisa mewakili Jawa Tengah di ajang olahraga nasional.
” Saya bangga dan bersyukur bisa membawa dua medali emas untuk Jateng. Medali ini saya persembahkan juga untuk suami yang dinas di Skadron 13 Penerbad dan kado ulang tahun anak yang ke-1,” pungkas pemain yang berposisi di apit 1 atau smash.
Kisah Ninda Annisa Nurhumida ini adalah bukti dengan ketekunan dan rela berpisah dengan keluarga mampu memberikan prestasi terbaik dan meraih medali emas di PON meski sudah berkeluarga.