Pangdam juga berharap, agar beberapa pengarahan dan sosialisasi yang sudah diaksanakan berkaitan dengan Pemilu agar dipegang teguh oleh seluruh prajurit.
“Sudah ditegaskan bahwa kalau sebagai prajurit ingin berpolitik praktis harus keluar dahulu sebagai prajurit artinya selama dalam pelaksanaan pemilihan ini kita harus netral, tidak boleh berpihak, membantu, mencalonkan diri sebagai Caleg atau mengarahkan bahkan mendiskusikan yang berkaitan dengan salah satu kontestan politi”.
“Ini harus dipegang teguh oleh kita, tetapi kita harus mengetahui tahapan pemilu sehingga kita mengerti apa dan bagaimana yang harus kita lakukan. Tidak hanya sebatas sebagai Babinsa namun seluruh prajurit yang berada di Kodam ini wajib mengetahui tahapan tersebut agar tidak tertinggal dengan perkembangan situasi yang akan datang,” ujar Pangdam.
Disamping itu, dalam melaksanakan pengamanan pemilihan, TNI tidak bergerak sendiri, sebagai pasukan pengaman nantinya ada dari Kepolisian, Linmas kemudian beberapa saksi yang ikut mengamati pelaksanaan, khususnya pada hari pemungutan suara di TPS dan juga pada saat penghitungan suara.
“Cawe-cawe kita tidak boleh, kita hanya melihat, melaporkan perkembangan situasi yang berlaku di tempat tersebut. Laporkan segala situasi baik landai-landai ataupun ada perkembangan situasi,” kata Pangdam kepada seluruh prajurit.
Pada intinya, melalui apel ini bahwa Kodam XVIII/Kasuari beserta jajarannya siap dalam mengamankan jalannya pesta demokrasi khususnya yang ada di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.