Radar Nusantara, Kejadian Kamis, 23 November 2023, pihak PLN Geothermal kembali mendatangi Pocoleok.
Seperti biasa, mereka datang dalam jumlah yang cukup banyak, dikawal ketat oleh puluhan aparat, yang terdiri dari TNI dan juga polisi. Warga Pocoleok yang mendengar informasi tersebut segera berkumpul untuk menyatakan penolakan
Berita Lainnya
Warga menyaksikan sekitar delapan mobil mewah datang dari arah Ruteng, lalu singgah dan menepi di Ndajang, kampung pertama menuju Pocoleok. Pada saat yang sama, warga kampung Mano dan lelak, Pocoleok juga mendatangi kampung Ndajang, menggunakan satu unit bus kayu.
Di Ndajang, warga mano dan lelak mengadakan pertemuan singkat dan berdiskusi dengan pihak PLN geothermal terkait dukungan dan persoalan harga lahan yang belum kelar.
Sementara itu, puluhan warga Pocoleok yang mendengar kabar kehadiran pihak geothermal tersebut segera berkumpul di simpang tiga ‘bupati kaku’ Lungar. Untuk yang ke 22 kali, mayoritas warga Pocoleok menghadang pihak PLN geothermal, sebagai wujud penolakan dan perlawanan atas rencana pembangunan geothermal di wilayah Pocoleok.
Sekitar pukul 10.15 WITA, arak-arakan kendaraan tampak di kejauhan, sedang menuju simpang tiga Lungar. Dalam hitungan menit, empat mobil meluncur, dua unit mobil kepolisian, satu unit mobil PLN dan juga satu unit mobil truk kayu, yang dikendarai oleh warga mano dan lelak. Puluhan kendaraan roda dua milik aparat keamanan mengawal bagian belakang rombongan itu.
Sementara itu, Sekcam Satarmese, Mikhael Ojang, turut hadir dan berada di barisan pihak PLN geothermal.
Menyaksikan kehadiran rombongan PLN geothermal tersebut, puluhan warga langsung menghadang di jalan dan menanyakan maksud kehadiran mereka di Pocoleok
Beberapa ibu berdiri di depan mobil aparat dan mencoba menghalangi. Namun, aparat kepolisian segera mendorong dan menarik warga secara paksa. Beberapa warga didorong dan diinjak kakinya oleh aparat kepolisian.