Pada tanggal 24 Mei 2009 diatas tumpukan sampah di TPST Bantar Gebang, di depan ribuan kader, pendukung dan simpatisan , Megawati dan Prabowo mendeklarasikan diri sebagai Paslon Capres- Cawapres Pilpres 2009.
Publik banyak bertanya pada waktu itu, kenapa sampai deklarasi di tempat pembuangan sampah?.
Alasan utamanya adalah Pasangan ini ingin mencitrakan sebagai paslon yang peduli dengan rakyat kecil/ wong cilik. Di TPA Sampah Bantar Gebang setiap hari ribuan pemulung /pengais mengandalkan hidupnya dari tumpukan- tumpukan sampah yang datang setiap hari ke tempat itu. Deklarasi diatas tumpukan sampah adalah simbol dari bahwa Paslon Mega- Prabowo peduli/pro kepada Wong Cilik, bagian dari strategi meraup simpati dan suara pemilih masyarakat bawah yang jumlahnya sangat besar.
Deklarasi 31 Mei di Bantar Gebang , terlebih dulu didahului dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama / Kontrak Politik antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan Partai Gerindra pada tanggal 16 Mei 2009 di Istana Batu Tulis Bogor yang terkenal dengan istilah Perjanjian Batu Tulis.
Ada 7 butir isi Perjanjian Batu Tulis Ini dan yang paling diingat publik adalah butir ke 7 yang bunyinya ,” Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014( kita tahu kemudian bahwa pada Pilpres tahun 2014 Mega/PDIP tidak mendukung Paslon Prabowo- Hatta Rajasa, melainkan pasangan Jokowi- Jusuf Kalla)
MENGAPA MEGAWATI/ PDIP MEMILIH PRABOWO SUBIANTO SEBAGAI CAWAPRESNYA DI PILPRES 2009
BACA JUGA : Program Unggulan Prabowo-Gibran Adopsi AS Sejahterakan Warga
Pada waktu itu kombinasi pasangan Capres- Cawapres yang sudah ada lebih dulu adalah Jenderal SBY- Boediono dan Jusuf Kalla – Jenderal Wiranto. Terlihat kombinasi Militer- Sipil / Sipil- Militer. Saya kira ini adalah salah satu dasar utama pemilihan , disamping yang lain tentunya. Mega/ PDIP memilih Prabowo sebagai Cawapres, untuk mengimbangi kombinasi Sipil- Militer dari paslon yang sudah ada dan juga Prabowo Subianto adalah seorang Pemimpin/Pemilik dari Partai Gerindra yang baru didirikan(6 Februari 2008) namun sudah cukup banyak, kader, simpatisan dan pendukungnya serta dinilai modal pendanaan kampanyenya juga cukup mumpuni.
Padahal waktu itu semua masih segar dalam ingatan bahwa Pangkostrad Letjen Prabowo pada tahun 1998 dituduh melakukan berbagai Pelanggaran HAM dan kode etik dinas kemiliteran hingga diberhentikan dari Dinas Militer, akan tetapi Mega/ PDIP tetap saja mantap memilih Prabowo Subianto sebagai Cawapresnya dan menganggap Prabowo adalah pasangan potensial yang bisa menghantarkan kepada kemenangan pertarungan pada Pilpres 2009.
Pada waktu Prabowo dianggap sudah menjalani sangsi dan urusan 1998( 11 tahun yang lalu) dianggap sudah selesai. Case Closed. Very good opinion.
DULU PARANG SEKARANG BESI, DULU SAYANG SEKARANG BENCI
Ungkapan ini adalah ungkapan yang tepat untuk menjelaskan sikap hati kader PDIP , terkhusus pendukung Paslon. Capres- Cawapres Ganjar- Mahfud sekarang ini. Dulu Prabowo dipuja- puji ketika berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri sekarang dihujat sebisa- bisanya karena dianggap rival berat dalam Pilpres 2024.( sangat berpotensi untuk menang).
Lanjut Baca Ke Halaman 3
Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.