Mengapa berbeda penilaian pemenang debat antara yang mendengar di radio, dan yang menonton di televisi?
Jika warga mendengar hanya dari radio, penguasaan isu dan kematangan materi masing masing capres yang lebih terdengar. Namun warga yang melihat di televisi, melihat sosok fisik sang capres, mimik wajahnya, gesture tubuhnya, aura gaya komunikasi.
Yang menonton debat di televisi, riset menunjukkan, 40 persen publik secara agregat (menyeluruh) menilai lebih pada penguasaan materi sang capres. Sedangkan 60 persen publik menilai lebih pasa gaya komunikasi sang capres.
Berita Lainnya
Maka kita bisa mengembangkan tiga variabel untuk menilai debat capres- cawapres sini. Pertama, penguasaan materi. kedua, gaya komunikasi. Ketiga, isu yang lain lagi: sentimen atau harapan sebelum debat atas cawapres yang bersangkutan.
Dari sisi penguasaan materi, Gibran diuntungkan oleh topik ekonomi yang memang dikuasainya. Sementara Mahfud atau Muhaimin tak dikenal berkecimpung lama di dunia ekonomi.
BACA JUGA : JIKA GIBRAN MENJADI CAWAPRES PRABOWO?
Dengan sendirinya, Gibran nampak menguasai lebih banyak terminologi, data, dan keluasan analisa. Itu terlihat ketika ia membahas soal hilirisasi dari nikel.
Terasa Gibran lebih fasih bicara teknis dan detail isu ekonomi itu, dibandingkan Mahfud dan Muhaimin.
Kedua, dari sisi gaya komunikasi. Satu isu penting yang nampak kasat mata adalah Time Management, pengaturan waktu penyampaian pesan.