Pokok soalnya adalah rendahnya mobilitas sosial yang mengakibatkan kemiskinan dan rendahnya pemerataan. Maka pemimpin Cirebon ke depan, harus mampu mengetaskan kemiskinan dan penanganan ketimpangan melalui penataan skema perlindungan sosial; penyediaan layanan kesehatan berkualitas melalui reformasi sistem kesehatan nasional dan peningkatan kualitas pendidikan melalui pembenahan sistem pendidikan nasional.
Mereka yang ingin memimpin Cirebon wajib memahami hal dasar menyangkut manusia ini.
Kedua – Apa yang ingin diraih di hilir nanti, adalah kemajuan Kota wali ini. Mimpi tersebut tak bisa diwujudkan kecuali bertumpu pada ilmu pengetahuan dan IPTEK serta inovasi.
Berita Lainnya
Tidak ada bangsa maju tanpa Daulat ilmu, maka calon pemimpin Cirebon harus punya visi dan menyandarkan dirinya pada kekuatan sains, ilmu pengetahuan dan IPTEK serta inovasi dalam membuat kebijakan pembangunan yang sejalan dengan jiwa zaman.
Ketiga – Memastikan aspek-aspek kunci yang menentukan kualitas hidup warga terjaga. Secara sosial pemimpin masa depan Cirebon harus membangun jembatan yang menghubungkan dan menyatukan kembali warga yang tercerai berai karena berbeda preferensi pilihan dalam pilpres dan pileg kemarin.
BACA JUGA : Ketua KAMMI Cirebon Raya Mengkritisi Pernyataan Presiden Jokowi
Ia harus memperkuat basis ekonomi baik formal dan informal, baik skala besar, menengah dan kecil agar dapat menciptakan nilai tambah untuk mendorong pertumbuhan yang lebih merata dan sustainable.
Disisi lain, demokrasi wajib semakin substantif, hukum wajib semakin ditegakkan dan ruang gerak sipil wajib dilindungi agar hidup berpolitik makin beradab dan tentu tak main persekusi tiap menghadapi kritik. Pemahaman terhadap aspek kunci ini, menjadi wajib untuk calon pemimpin Cirebon masa depan.
Karena kemampuan menanggapi 4 tantangan diatas menjadi syarat mutlak memegang tongkat komando tertinggi di kota wali ini. Karena apa yang dilakukan nya akan membawa konsekuensi bagi semua warga Cirebon.
Diki