Selanjutnya, dia bekerja sebagai manajer riset di IPC Inc, Bannockburn, Illnois, Amerika Serikat sampai 2005. Namanya mulai menasional setelah menyandang gelar doktor di AS dan kembali ke Indonesia.
Pada 2005, Anies langsung menjabat sebagai peneliti senior di Lembaga Survei Indonesia sampai tahun 2007. Pada tahun yang sama, Anies juga menjabat sebagai Direktur Riset The Indonesian Institute.
Anies kemudian menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina pada 2007. Anies ketika itu menjadi rektor termuda di Indonesia lantaran usianya masih 38 tahun.
Berita Lainnya
Pada 2010, Anies menginisiasi Gerakan Indonesia Mengajar. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk mendorong kemajuan pendidikan di Indoensia dengan mengirimkan para pemuda Indonesia mengajar Sekolah Dasar (SD) di pelosok Indonesia.
Atas gerakan tersebut, Anies masuk ke dalam daftar The 500 Most Influential Muslims pada Juli 2010. Dia juga mendapatkan penghargaan dari The Association of Social and Economic Solidarity with Pacific Countries (PASIAD) di kategori pendidikan pada 2010.
Tak hanya itu, Anies meraih Nakasone Yasuhiro Award pada Juni 2010. Selain itu, dia menjadi 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight Japan pada 2010.
Memasuki tahun 2013, Anies masuk ke dunia politik dengan menjadi peserta konvensi calon presiden dari Demokrat. Dia juga bergabung dengan tim pemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014 sebagai juru bicara kampanye.
Pada 27 Oktober 2014, Anies dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Selama menjabat sebagai menteri, Anies melakukan pogram kerja untuk mengembalikkan kurikulum pendidikan 2006 serta menerapakan kurikulum 2013 di sekolah terbatas,.
Dia juga mengubah Ujian Nasional (UN) bukan sebagai ukuran kelulusan utama. Lebih lanjut, Anies membuat program uji kompetensi serta sertifikasi guru dan menghapus masa orientasi sekolah (MOS) menjadi pengenalan lingkungan sekolah.
Setelah jabatannya selesai pada pertengahan 2016, dia mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama Sandiaga Uno untuk masa jabatan 2017-2022. Pasangan tersebut diusung Gerindra, Perindo dan Partai Idaman.
BACA JUGA : Profil Dan Biodata Lengkap Ganjar Pranowo
Anies-Sandi memenangkan kontestasi politik itu melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni. Keduanya pun dilantik untuk memimpin Jakarta pada 16 Oktober 2017.
Selama masa pemerintahannya, Anies melakukan pembatalan perizinan reklamasi tiga belas pulau di Teluk Utara Jakarta. Dia juga membangun Stadion Internasional Jakarta dan merevitalisasi kanal banjir sungai di ibu kota.
Lebih lanjut, Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Anies berhasil menggelar Formula E. Pemprov DKI juga berhasil membangun aplikasi JAKI yang berisikan banyak layanan publik di dalamnya.
Pada 13 November 2023, Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan Anies Baswedan sebagai calon Presiden dalam pemilihan umum 2024. Anies dibersamai dengan Muhaimin Iskandar atau kerap dikenal Cak Imin dengan usungan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat.
Adapun pasangan tersebut mengusung visi yakni “Indonesia Adil Makmur untuk Semua”. Sementara itu, misi yang diluncurkan Anies dan Muhaimin antara lain memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air; mengentaskan kemiskinan dengan memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja, mewujudkan upah berkeadilan, menjamin kemajuan ekonomi berbasis kemandirian dan pemerataan, serta mendukung korporasi Indonesia berhasil di negeri sendiri dan bertumbuh di kancah global; serta mewujudkan keadilan ekologis berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Kemudian, membangun kota dan desa berbasis kawasan yang manusiawi, berkeadilan dan saling memajukan; mewujudkan manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif, berakhlak, serta berbudaya; mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera dan bahagia sebagai akar kekuatan bangsa. Selanjutnya, memperkuat sistem pertahanan dan keamanan negara, meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia dalam kancah politik global untuk, mewujudkan kepentingan nasional dan perdamaian dunia; serta memulihkan kualitas demokrasi, menegakkan hukum dan HAM, memberantas korupsi tanpa tebang pilih, dan menyelenggarakan pemerintahan yang berpihak pada rakyat.