Orang nomor satu di FPII berharap, pihaknya bisa berkolaborasi dengan Kesultanan Tidore, sehingga mampu menjadi bagian dari upaya-upaya dalam memperjuangkan tanah leluhur.
“Ada pengalaman-pengalaman masa lalu untuk menguasai Papua dan Papua Barat. Salah satunya harus ada izin dari sini (Tidore).” tegas Kasihhati.
Kasihhati menuturkan, kesamaan-kesamaan seperti ini yang memang harus dirintis kembali terkait kejayaan masa lalu, terutama Kesultanan yang sedemikian luas menguasai lintas negara. Karena itu, sejarah tersebut perlu diingat oleh anak bangsa. Dengan begitu, akan mampu mempertahankan kedaulatan setiap jengkal tanah dan lautan yang ada.
“Jika kita tidak memahami ini dengan baik, maka dengan mudah akan melepas pulau demi pulau seolah-olah tidak ada hubungan atau kaitannya dengan masa lalu kita. Kalau kita melihat dari dulu kenapa penjajah-penjajah juga senang kemari, karena memang di sini luar biasa peradaban rempah-rempahnya,”ujar Kasihhati.
BACA JUGA : Ketua Presidium FPII dan Pengawas DPI Kunjungan Kerja Ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Ternate
“Allah menakdirkan kekayaan dan kelimpahan sumber daya alam yang luar biasa kepada Indonesia bagian timur. Dari Papua dengan kekayaan tembaga, emas, nikel dan digali atau ditambang. Begitu pula di Halmahera dengan kekayaan sumber daya mineralnya.”Imbuh Srikandi Pers Nusantara.
“Tentu SDA ini memang disiapkan untuk anak-anak negeri ini. Tinggal tugas kita adalah menjaga kekayaan alam ini untuk diolah, sehingga kita bisa mensejahterakan anak-anak bangsa dan ini menjadi tugas kita semua,” ujarnya.
“Mudah-mudahan ini bagian dari upaya kita menjadi estafet dari leluhur-leluhur kita, terutama para Sultan yang berjuang sesuai dengan keislamannya yang kokoh.” pungkasnya.
Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.